Wanita Kecanduan Seks - Pria sering disorot oleh kesenangan dari hal-hal yang pornografi. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengalami kecanduan seksual harus dalam terapi. Tapi sekarang waktu telah berubah. Para wanita juga menderita kecanduan seks.
Wanita menghabiskan berjam-jam online mencari hal-hal yang mencari pornografi atau seks. Beberapa berfantasi tentang menjadi "dimainkan" di depan umum. Lainnya, pesiar untuk bertemu dengan orang asing. Sedikit yang diketahui tentang prevalensi kecanduan seksual pada wanita, namun psikolog mengatakan fenomena ini nyata dan hanya saja sekarang ia mendapatkan banyak perhatian, Jumat (6 / 1).
"Kami melihat wanita masuk ke dalam hal-hal yang pornografi dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata psikolog dan kecanduan seks perintis penelitian, Dr Patrick Carnes, yang juga seorang direktur eksekutif di Pine Grove Behavioral Centerdi Hattiesburg, Mississippi, tempat di mana Tiger Woods dilaporkan mencari pengobatan.
"Perempuan yang terlibat dalam urusan ini, mereka terlibat dalam sado-masokistik perilaku (penyimpangan seksual)," kata Carnes. "Ini hanya perubahan bertahap yang ada di depan kita".
"Kami melihat perubahan terbesar dalam seksualitas manusia mungkin dalam sejarah spesies kita."
Menurut Carnes, kecanduan seks diperkirakan untuk memukul sebanyak 3-6 persen dari populasi dan didefinisikan sebagai bergairah dengan fantasi seksual, impuls dan perilaku yang tidak dapat dikendalikan atau dihentikan, terlepas dari konsekuensinya.
Malu yang mendalam membuat perempuan menahan diri dari mencari bantuan dalam proporsi yang sama dengan pria, kata Penny Lawson, pencipta program pengobatan kecanduan seksual di Bellwood Pelayanan Kesehatan di Toronto. Akibatnya, perempuan tidak cenderung untuk maju dan berkata, "Aku butuh bantuan," kata Lawson.
Menurut Lawson, Internet telah menciptakan sebuah akses seksual yang tak terbayangkan, anonimitas, dan romantisme. Atau setidaknya ilusi dari sebuah hubungan. Beberapa wanita menghabiskan berjam-jam online di chat room yang menghubungkannya dengan laki-laki. Seks benar-benar mendominasi kehidupan mereka.
Beberapa wanita punya urusan kronis, beberapa terlibat dalam praktek eksibisionisme dan praktik seksual yang berbahaya. Lain-lain menghabiskan seluruh waktu mereka dalam fantasi tanpa pernah bertindak.
Menurut Masyarakat Amerika pengobatan kecanduan, kecanduan penyakit dasarnya otak. Dalam definisi baru dirilis kecanduan, kecanduan hasil dari publik mengatakan sirkuit disfungsional di daerah otak tertentu yang mengontrol penghargaan, motivasi, dan memori.
Ketergantungan didefinisikan oleh gairah, "kelaparan" meningkat untuk obat atau pengalaman berharga - dan ketidakmampuan untuk menghentikan perilaku tersebut meskipun konsekuensi yang menghancurkan.
Dalam sebuah artikel tahun 2006 tentang kecanduan seksual, Carnes menggambarkan bagaimana perempuan mengambil banyak perilaku laki-laki, termasuk tingkat agresivitas dalam mendekati calon pasangan seks. Ini mungkin sebuah pergeseran dalam adat-istiadat budaya atau seksual.
Peneliti lain mengatakan bahwa perempuan kurang dimotivasi oleh kekuasaan, dan sering sakit hati, kecemasan atau keputusasaan. Menurut Lawson, trauma masa kecil tampaknya memainkan peran utama, serta kerentanan genetik untuk kecanduan lainnya. Wanita yang sedang berjuang dengan perilaku seksual kompulsif sering memiliki pendahuluan yang tidak tepat atau terlalu dini untuk ide seks.
"Itu bisa saja pelecehan seksual terhadap anggota keluarga, tetangga, atau seseorang dalam masyarakat," kata Lawson.
Wanita menghabiskan berjam-jam online mencari hal-hal yang mencari pornografi atau seks. Beberapa berfantasi tentang menjadi "dimainkan" di depan umum. Lainnya, pesiar untuk bertemu dengan orang asing. Sedikit yang diketahui tentang prevalensi kecanduan seksual pada wanita, namun psikolog mengatakan fenomena ini nyata dan hanya saja sekarang ia mendapatkan banyak perhatian, Jumat (6 / 1).
"Kami melihat wanita masuk ke dalam hal-hal yang pornografi dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata psikolog dan kecanduan seks perintis penelitian, Dr Patrick Carnes, yang juga seorang direktur eksekutif di Pine Grove Behavioral Centerdi Hattiesburg, Mississippi, tempat di mana Tiger Woods dilaporkan mencari pengobatan.
"Perempuan yang terlibat dalam urusan ini, mereka terlibat dalam sado-masokistik perilaku (penyimpangan seksual)," kata Carnes. "Ini hanya perubahan bertahap yang ada di depan kita".
"Kami melihat perubahan terbesar dalam seksualitas manusia mungkin dalam sejarah spesies kita."
Menurut Carnes, kecanduan seks diperkirakan untuk memukul sebanyak 3-6 persen dari populasi dan didefinisikan sebagai bergairah dengan fantasi seksual, impuls dan perilaku yang tidak dapat dikendalikan atau dihentikan, terlepas dari konsekuensinya.
Malu yang mendalam membuat perempuan menahan diri dari mencari bantuan dalam proporsi yang sama dengan pria, kata Penny Lawson, pencipta program pengobatan kecanduan seksual di Bellwood Pelayanan Kesehatan di Toronto. Akibatnya, perempuan tidak cenderung untuk maju dan berkata, "Aku butuh bantuan," kata Lawson.
Menurut Lawson, Internet telah menciptakan sebuah akses seksual yang tak terbayangkan, anonimitas, dan romantisme. Atau setidaknya ilusi dari sebuah hubungan. Beberapa wanita menghabiskan berjam-jam online di chat room yang menghubungkannya dengan laki-laki. Seks benar-benar mendominasi kehidupan mereka.
Beberapa wanita punya urusan kronis, beberapa terlibat dalam praktek eksibisionisme dan praktik seksual yang berbahaya. Lain-lain menghabiskan seluruh waktu mereka dalam fantasi tanpa pernah bertindak.
Menurut Masyarakat Amerika pengobatan kecanduan, kecanduan penyakit dasarnya otak. Dalam definisi baru dirilis kecanduan, kecanduan hasil dari publik mengatakan sirkuit disfungsional di daerah otak tertentu yang mengontrol penghargaan, motivasi, dan memori.
Ketergantungan didefinisikan oleh gairah, "kelaparan" meningkat untuk obat atau pengalaman berharga - dan ketidakmampuan untuk menghentikan perilaku tersebut meskipun konsekuensi yang menghancurkan.
Dalam sebuah artikel tahun 2006 tentang kecanduan seksual, Carnes menggambarkan bagaimana perempuan mengambil banyak perilaku laki-laki, termasuk tingkat agresivitas dalam mendekati calon pasangan seks. Ini mungkin sebuah pergeseran dalam adat-istiadat budaya atau seksual.
Peneliti lain mengatakan bahwa perempuan kurang dimotivasi oleh kekuasaan, dan sering sakit hati, kecemasan atau keputusasaan. Menurut Lawson, trauma masa kecil tampaknya memainkan peran utama, serta kerentanan genetik untuk kecanduan lainnya. Wanita yang sedang berjuang dengan perilaku seksual kompulsif sering memiliki pendahuluan yang tidak tepat atau terlalu dini untuk ide seks.
"Itu bisa saja pelecehan seksual terhadap anggota keluarga, tetangga, atau seseorang dalam masyarakat," kata Lawson.
0 comments:
Post a Comment